Kamis, 04 Juni 2015

Maybe this is love at first meeting..? Inikah yang disebut awal kebahagiaan bersama dia? (travel love story #2)

Bukan uang yang membuat kita bahagia
Bukan juga harta yang berlimpah yang membuat hidup kita tenang
Bukan pula jabatan atau pun pangkat
Alvin, enerjik, ambisius dan pembenci kemewahan. Baginya hidup bukanlah seberapa banyak mobil, seberapa banyak aset properti dan apa jabatan yang di duduki seseorang.. Namun bahagia adalah saat kita bisa melakukan apa yang kita sukai, bepergian sendirian tanpa adanya penganggu, dan yang terpenting di saat bisa merasakan hadirnya seseorang yang istimewa dan memiliki cinta yang bisa dibagi untuk kita. Egois itu adalah melakukan sesuatu untuk dirinya sendiri, belajar untuk dirinya sendiri dan bukan untu orang lain, seperti mempelajar angka angka dalam ilmu pembukuan perusahaan yang tentunya hanya untuk di nikmati sendiri, bukan, bukan itu bahagia yang sesungguhnya..
Nafisah, entah kapan cinta sejati bisa datang kepadanya.. Saat ini dirinya sangat rindu akan hadirnya seseorang yang bisa menjaganya, menyayanginya dan memperlakukannya dengan sangat istimewa. Itulah sebabnya ia memutuskan untuk mendadak menjadi seorang solo travelers dan berjalan-jalan mengitari Singapura, serta menghabiskan uang orang tuanya untuk berbelanja di Orchard Road dan memutuskan untuk tinggal di rumah sepupunya di Jakarta dari pada di rumah orang tuanya di Surabaya. Rupanya Nafisah adalah perempuan materialistis, gemar belanja dan hidup mewah. Namun cerdas, pintar dan tentu saja cantik. Hal yang terakhir inilah yang mungkin membuat Alvin, seorang remaja solo travelers jatuh hati. Mungkin berpetualangan di hati Nafisah jauh lebih menyenangkan dari pada berpetualangan keliling benua Eropa.


Bandara Soekarno Hatta-Tangerang (Bandara internasional, gerbang udara menuju Jakarta, Indonesia).

"Sampai sini aja, tapi makasih ya kamu udah mau bawain barang-barang aku di trolley kamu.." kata Nafisah sambil mengambil beberapa tasnya yang ada di dalam trolley, "tapi mestinya kamu gak perlu repot-repot kayak gitu lagi, aku juga bisa kok bawa barang-barang sendiri pake trolley.. Tapi beneran loh pasti orang yang jadi pacar kamu itu beruntung banget, soalnya mantan aku aja selama ini gak pernah tuh inisiatif buat bantuin aku.."
 Alvin yang memang tidak suka menjelek-jelekkan orang lain berusaha untuk tidak ikut campur lebih dalam mengenai curhatan Nafisah tentang mantannya, "sori sori sebelum kamu keceplosan buat ceritain kejelekan mantan kamu itu, nanti malah aku jadi ikutan ngejelekin dia lagi. Tapi abis ini kamu mau kemana? ke hotel atau mau kemana..?"
 "Aku mau langsung naik taksi aja ke Kebayoran, kebetulan rumah sepupu aku di sana," kata Nafisah..
 "Gitu ya, kalau aku mau ke Bandung abis dari sini.." kata Alvin, "kalau gitu aku duluan ya, kebetulan travel nya sebentar lagi mau jalan.."
 "Oke, aku juga mau beli makanan kecil dulu buat dijalan.. Tapi thanks ya kamu udah mau bantuin aku, kamu baik banget deh.."
 "Iya sama-sama sayang," jawab Alvin..
 "Eiits, tadi kamu bilang apa?"
 "Gak, maksud aku ya kamu gak ngerepotin aku sama sekali kok.." Alvin ngeles, apa maksud dari kata sayang? Sejak kapan Alvin menjadi genit sama cewek ya...? "ya udah hati-hati aja, nanti jatuh lagi.."
 "Jatuh, ya enggak lah kamu itu udah ganteng pinter ngelawak lagi.." Nafisah pun tersenyum mendengar lawakan Alvin, mungkin senyuman Nafisah yang membuat Alvin tak bisa tidur malam ini, "tapi gak apa-apa sih kalau jatuhnya ke hati aku," kata Alvin.. "Upps, sori, maksudnya gak gitu kok, tapi... Ehh, anu maksudnya,"
 "Alvin.." Kini Nafisah merangkul Alvin hangat, "maksudnya gitu juga gak apa-apa kok.. Kamu gak bisa bohongin diri kamu sendiri, ya udah aku duluan ya sayang.."
 "Ehh, iya.."

 Alvin pun kini senyum-senyum sendiri setelah Nafisah memanggilnya sayang, "dia sayang aku..?" katanya dalam hati sambil berjalan menuju agen travel Citi Trans tujuan Bandung, ia akan pergi ke Bandung dahulu sebelum ke Jakarta.. Itulah alasan yang tak bisa dijawab dari seorang travelers..

Tol Dalam kota Jakarta, arah tol Jakarta-Cikampek..
"Gua mikir apaan sih?" tanya Alvin dalam hati, "di sekolahan juga banyak cewek cantik kok, tapi gak ada yang nyangkut.."

Tapi entah kenapa di dalam mini bus yang ia tumpangi menuju Bandung, ia tampak senyum-senyum sendiri.. "Dia beneran udah punya cowok belum ya?"

Tak lama setelah itu, hape Alvin berbunyi.. "Halo, ini siapa ya?" tanya Alvin, "hah, Nafisah? Kamu dari mana tahu nomor aku?"
"Alvin Alvin.. ckckck, biar kamu ganteng, pintar tapi ceroboh. Mana ada sih kantor berita yang mau ngerekrut kamu jadi reporter?" ujar Nafisah di ujung telepon.
 "Maksudnya apa ya?" Alvin tak paham..
 "Hape Esia hidayah kamu jatuh ke tas aku, untung bukan kamu yang jatuh ke pelukan aku.. Tapi tenang aja, aku udah jagain hape kamu kok sampai kapan pun kamu mau ambil," kata Nafisah..
 Alvin malah diam dan senyum-senyum sendiri, sampai penumpang di sebelahnya kebingungan, "kalau hati aku kapan kamu mau jagain?"
 "HAHH???"
 "Ehh, maksud aku iya, ehh nanti, besok deh aku ambil.. Di mana? Ehh maksud aku besok abis dari Bandung kita langsung ketemuan, di rumah kamu atau di mana gitu.." kata Alvin..
 "Ya udah lihat aja besok, ya udah ya aku capek nih mau tidur dulu.. Byee.."
 "Mimpiin aku ya, ehhh kok keceplosan lagi sih, maksudnya ya.. Tau ahh..." Alvin langsung menutup teleponnya, "kenapa sih gua, kok kayaknya deg degan banget kalau lagi ngomong sama dia?" kata Alvin tanpa sadar dengan suara yang terdengar oleh penumpang lain..
 "Artinya si mas ini suka sama dia, udah tembak aja.." kata penumpang yang duduk di sebelahnya..



Tidak ada komentar:

Posting Komentar