Minggu, 26 Juli 2015

Wisata belanja Yogyakarta, lebaran trip 2015

 Sekitar hari ke tiga ane di Jogja, tepatnya berarti H+4  lebaran mungkin ya ane bersama beberapa anggota famili yang menginap di guest house yang sama berencana untuk pergi mengunjungi Times Square, ehh salah.. Maksudnya sekitaran jalan malioboro untuk berbelanja dan sekedar jalan-jalan melihat pusat kota Yogyakarta di siang hari sedangkan malam harinya, ane berencana untuk menonton pertunjukan theater ketoprak (lawak) di gedung taman budaya, mungkin hampir sama dengan theater gandrik berjudul "tangis" yang sempat di adakan di Taman Ismail Marzuki, Jakarta.. 
 Paginya seperti biasa, ane menggunakan sepeda sewaan keliling Yogya untuk sekaligus mencari sarapan pagi, yakni soto ayam dengan nasi dan sate usus di emperan pusat gudeg yu jum (dekat alun alun kecil).. 

 Kuliner merupakan salah satu hal yang paling menarik dalam setiap perjalanan... Selanjutnya sekitar pukul 09.02, kami yang berencana ke malioboro untuk melakukan shopping tour, bersiap dan menaiki salah satu mobil minibus (toyota inovva) menuju kawasan jalan malioboro, sementara yang lain ada yang pergi berencana ke kaliurang, dan juga ada yang akan pergi pada siang hari... Kebetulan kami dalam satu mobil ada 7 orang yang ikut ke malioboro (termasuk famili yang mengemudi), dan ane jalan ber lima ke hamzah batik (mirota), sementara yang lain berjalan-jalan di pelataran malioboro dan akhirnya bertemu di restoran di lantai paling atas hamzah batik..
 Awal mulanya bisa di bilang ane yang paling nafsu berbelanja, mengingat ane sudah berniat untuk membelikan oleh-oleh untuk sepupu yang tidak keluar Jakarta pada lebaran kali ini, gak mudik karena gak ada yang dimudikin... Kalau pergi dan berbelanja di emperan toko di malioboro, harus pandai menawar, jangan telan begitu saja harga yang ditetapkan oleh pedagang. Misalnya saja mau beli kaos dengan harga yang disebut oleh pedagang adalah Rp 50.000, kalau cerdas antum bisa dapat jauh lebih murah, yakni mungkin Rp 20.000 kalau mau menawar dan terus menawar, harga yang mereka tetapkan itu cuma tak tik, siapa tahu saja pembeli bodoh dan mau menelan begitu saja harga yang disebutkan pedagang, mereka menanamkan azas "banyak orang kaya yang bodoh.."Tapi tentu saja tawar menawar atau negosiasi hanya berlaku di emperan toko, tidak kalau di mall malioboro atau hamzah batik, antum bisa di gampar dan di kira ngajakin ribut kalau di kasir masih sempat sempatnya melakukan tawar menawar atau negosiasi, sudah jelas harganya 
Rp 150.000, ehh nawar jadi Rp 15.000... Emangnya antum mau minta di gampar sama yang jaga toko, atau udah bosan hidup...?
 Ane menyempatkan membeli gantungan kunci bergambar logo kota Yogyakarta, dan juga replika korek api rokok.. Selepas kami melewati emperan toko di sepanjang jalan malioboro dari depan malioboro mall, kami ber lima memasuki pelataran toko hamzah batik (mirota), di sanalah ane mendapatkan post card keren dengan harga cuma Rp 4.000 perak per lembar, kebetulan ane hobi ngoleksi post card. 

 Mobil di parkir di belakang pasar beringharjo, tapi bukan itu topik utamanya.. Kami semua masuk ke dalam toko hamzah batik, dan beberapa lama kemudian barulah kami berputar putar di sana, membeli beberapa barang yang menarik dan kemudian naik ke lantai paling atas, di sanalah terdapat restoran yang bersebelahan langsung dengan kantor pengelola yang cukup terkenal.. Sepekan sekali di restoran yang terletak di lantai paling atas hamzah batik tersebut menyediakan pertunjukan cabaret show, cukup menarik memang bagi para wisatawan.. Di sinilah kami memesan kentang goreng untuk food sharing, tapi kemudian kami memesan makanan masing-masing, ane memesan pisang coklat keju, es campur dan es teh manis.. 
Restoran terletak tepat di bawah plang mirota batik.

Barulah kami kembali ke penginapan selepas dari malioboro, namun bagi ane perjalanan belum cukup sampai di situ.. Hehehehehhh....!!!
 Malamnya, hanya kami berdua (termasuk ane) memutuskan untuk pergi malam ke gedung taman budaya untuk menyaksikan langsung pertunjukan theater ketoprak. Sengaja kami tidak naik taksi atau mobil, namun naik becak saja agar lebih cepat tiba.. Setibanya di sana (taman budaya), pertunjukan baru akan dimulai pukul 20.00, sedangkan pukul 19.02 kami sudah tiba, okelah kami melakukan tukar tiket saja dengan kupon yang sudah di dapatkan ketika membeli online, baru kami menunggu sekitar setengah jam.. Taman budaya itu sendiri terletak di dekat pasar buku bekas, dan mungkin pertunjukan yang akan kami saksikan hampir mirip dengan yang ane tonton tempo hari, sekitar awal 2015, theater gandrik berjudul "tangis", di taman ismail marzuki, Jakarta dan disponsori oleh Djarum 76..
 Untungnya sedikit ane mengerti bahasa jawa, karena total pertunjukan dan akting di theater ini murni bahasa jawa, namun lumayan lucu dan menarik ceritanya, itu tentang penjajahan jaman dahulu dan mengenai eksploitasi pekerja pribumi, wanita di paksa jadi isteri simpanan para petinggi pada masa sebelum kemerdekaan RI. Ane duduk di kursi kelas VIP, jauh lebih menyenangkan dari pada kelas 1 yang duduknya di bawah tikar.. Selepas pertunjukan, yakni pukul 23.01 wib, barulah kami pulang ke penginapan di prawirotaman, di sana hampir semua sudah pada tidur lelap dan pulas di kamar masing-masing, sementara yang masih bangun hanya kami bertiga, kami berdua yang baru saja pulang dari taman budaya dan juga seorang lagi famili kami yang berdomisili di Bandung yang sempat pergi ke Bali pada H-1 lebaran,ia baru saja nerima tamu yang datang ke home stay kami, kebetulan mereka (tamu yang datang ke home stay kami)juga menginap di salah satu hotel budget di Yogyakarta dan sama-sama berdomisili di Bandung, jadi hanya kami bertiga yang masih bangun sementara yang lain sudah tidur di kamar masing-masing, dan ada pula yang tertidur di depan televisi..Sebelum tidur pula kami berdua mencoba nasi goreng yang di jual oleh pedagang gerobak di depan home stay kami, cukup enak memang dan sangat laris, mengingat pembeli adalah para tamu hotel di sepanjang jalan prawirotaman.. 
 Hari itu memang benar-benar sangat memuaskan bagi diri ane pribadi, karena ane pergi eksplorasi Jogja dari pagi hingga hampir tengah malam, dan mendapati pengalaman tak terlupakan ketika menyaksikan langsung pertunjukan theater ketoprak yang murni berbahasa jawa 100 persen.. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar